Sepatu Cokelat
Aku benci ditipu,
lebih benci lagi karena di sebelahku ada yang mati,
padahal aku baru saja mendapat sepatu baru.
***
Sepatu warna cokelat
dengan aroma cokelat.
Kulit mengkilat, warna cokelat.
Sepatu sebelah kanan mengetuk. Tuk, tuk
Sepatu sebelah kiri mengetuk. Tuk, tuk
Dalam hatiku mengutuk.
Bukan karena sepatu,
melainkan karena ada yang mencoba menipuku.
***
Pagi ini ada yang mati.
Sepatu kanan dan kiri mengetuk lebih cepat. Tuk-tuk-tuk
Tuk-tuk-tuk
Tuk-tuk-tuk
Sebelum sepasang sepatu baruku menarikan tap dance,
aku berhenti mengutuk
sepatu cokelat berhenti mengetuk.
Tapi penipu itu tetap mati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cari Blog Ini
Pengikut
Entri Populer
-
Hari kemarin musik saya mati, saya sedih karena saya pikir saya tidak akan bisa menikmatinya lagi. Tapi ia meninggalkan sebuah kotak, da...
-
Bumi yang kita tinggali saat ini seperti hakim tua yang kelelahan setelah menghabiskan minggu-minggu terakhirnya untuk meladeni sidang-sida...
-
Aku benci ditipu, lebih benci lagi karena di sebelahku ada yang mati, padahal aku baru saja mendapat sepatu baru. *** Sepatu warna co...
-
Hidupku adalah arum manis Lapangan Puputan Badung pada hari Sabtu, manis, berenergi tinggi, membosankan pada suapan ketiga. Hidupku adalah...
Mengenai Saya

- anya-(aydwprdnya)
- Saya, seperti kebanyakan orang lainnya, makhluk Tuhan yang percaya bahwa pikiran kita terefleksikan lewat bahasa. Saya juga percaya, bahasa dan kebahasaan adalah kata ganti untuk susunan huruf yang berusaha saya rangkai di sini. Kini, di sela aktivitas saya sebagai mahasiswa, saya ingin menghadirkan abstraksi dari impuls liar dalam otak saya. Hanya ingin membuktikan bahwa saya ada, menunjukkan bahwa saya masih berpikir. Karena saya ingin menjadi berarti.
Total Tayangan Halaman
Labels
- Poetry (7)
- Short story (2)
0 komentar:
Posting Komentar