Hidupku adalah arum manis Lapangan Puputan Badung pada hari Sabtu,
manis, berenergi tinggi, membosankan pada suapan ketiga.
Hidupku adalah langit sore Bajra Sandhi Renon,
tenang, jingga, diselingi warna keringat jogging seminggu sekali.
Hidupku adalah buliran pasir Pantai Kuta,
kasar, keras, menyakitkan, setengahnya palsu.
Kau tak pergi kemanapun di akhir minggu,
kau bahkan tak kenal perbedaan siang dan sore,
dan Kuta, kau hanya tertarik pada dada setengah telanjang berbikini.
Bagaimana mungkin kau bisa mengerti bagaimana hidupku?
Candu
"Saya bukan perawan."
"Saya juga."
"Bukan perawan?"
"Bukan. Bukan perjaka."
"Owh...."
Bila ini adalah hari kemarin, saya masih berpikir bahwa belajar akan selalu mendahului kelakuan atau perlakuan. Belajar dahulu, hidup kemudian. Begitu kira-kira. Tapi hari ini adalah hari ini. Setelah mengubah filosofi hidup hanya dalam tempo satu malam, percakapan sevulgar itu menjadi wajar saja. Walau ini Indonesia. Walau ini di siang yang lebih membutakan daripata pagi buta. Walau dia, wanita itu, sama sekali tidak mengenal saya.
Dari Pandangan Mata
Burung kecil itu hinggap
di pucuk daun kembang sepatu
di pucuk daun yang nyaris layu
sebelah jendela kamarku
Seekor lagi datang
hinggap di pucuk kecoklatan lain
dua daun gugur
Mereka menari-nari
Burung-burung kecil itu
dedaunan yang berguguran
Titik-titik embun
masih membekas di pucuk segar
tapi tidak yang kecoklatan
Pentas berakhir,layar tertutup
satu burung terbang
dua burung terbang
dan
daun-daun masih berguguran
Mimpi Dalam Mimpi
Aku ini pemimpi, kau tahu
Impianku tertuang
dalam ceria di hadapmu
Semua imajiku kau tahu
Tapi kau tak serba tahu
Satu senyum yang kututup rapat
Kau tak tahu
Kurekat erat bahkan dekat padamu
Kau tak tahu
Aku
hanya
pemimpi,
memimpikan
satu
yang
kini
serba
tahu
Tentang mimpiku
Kesunyian Waktu
Waktu tak pernah banyak bicara
Aku suka itu
Bila iya, mukaku akan terlalu malu
Karena ia akan katakan
padamu
Puisi-puisi ini milikku
Hingga kau muntahkan habis
Sisa keping mimpiku
Aku ingin banyak bicara
Waktu juga menahanku
Tak kan perlu ada kata
Bila satu pandang mata
menikam, menusuk
dan aku tak ingin kau
mati olehku
Biar antara aku dan waktu
Biar kau pikir entah siapa
Hanya agar kau tahu
Di seberang bilakah terbit surya
ada aku
[Senangnya, ketika kita tahu, pernah ada hati-hati yang menyatu...berkat kata-kata bodoh itu :P]
SIMFONI BURUNG
BIAR BURUNG MELAGU SIMFONI HATI
OLEH MENDUNG
KALA BUWANA TAK BERMENTARI
OLEH RINTIK YANG MENGUAK SENYUM AWAN,
MENGHUJAM BUMI
BILA PADANYA
SUATU PAGI YANG MALAMNYA KUTEMU ARTI
SAAT BAIT-BAIT GAYATRI
MELANTUN, BERADU ALUNAN ROSARIO
DAN BILA BENAR PADANYA
KUDAPAT ARTI,
YANG KEKAL MENGUKIRI
TIAP JENGKAL KULITKU
MAKA BILA ITU SELAMANYA
MAKA ABADI OLEHNYA PADAKU
AKU HANYA AKAN MATI
BILA ANGIN MENGHEMBUSNYA PERGI
[Ada cerita lama yang hanya ingin kuingat sendiri, di sini. Sebuah cerita, sebuah kegagalan pula.]
Sepatu Cokelat
Aku benci ditipu,
lebih benci lagi karena di sebelahku ada yang mati,
padahal aku baru saja mendapat sepatu baru.
***
Sepatu warna cokelat
dengan aroma cokelat.
Kulit mengkilat, warna cokelat.
Sepatu sebelah kanan mengetuk. Tuk, tuk
Sepatu sebelah kiri mengetuk. Tuk, tuk
Dalam hatiku mengutuk.
Bukan karena sepatu,
melainkan karena ada yang mencoba menipuku.
***
Pagi ini ada yang mati.
Sepatu kanan dan kiri mengetuk lebih cepat. Tuk-tuk-tuk
Tuk-tuk-tuk
Tuk-tuk-tuk
Sebelum sepasang sepatu baruku menarikan tap dance,
aku berhenti mengutuk
sepatu cokelat berhenti mengetuk.
Tapi penipu itu tetap mati.
Langganan:
Postingan (Atom)
Cari Blog Ini
Pengikut
Entri Populer
-
Hari kemarin musik saya mati, saya sedih karena saya pikir saya tidak akan bisa menikmatinya lagi. Tapi ia meninggalkan sebuah kotak, da...
-
Bumi yang kita tinggali saat ini seperti hakim tua yang kelelahan setelah menghabiskan minggu-minggu terakhirnya untuk meladeni sidang-sida...
-
Aku benci ditipu, lebih benci lagi karena di sebelahku ada yang mati, padahal aku baru saja mendapat sepatu baru. *** Sepatu warna co...
-
Hidupku adalah arum manis Lapangan Puputan Badung pada hari Sabtu, manis, berenergi tinggi, membosankan pada suapan ketiga. Hidupku adalah...
Mengenai Saya

- anya-(aydwprdnya)
- Saya, seperti kebanyakan orang lainnya, makhluk Tuhan yang percaya bahwa pikiran kita terefleksikan lewat bahasa. Saya juga percaya, bahasa dan kebahasaan adalah kata ganti untuk susunan huruf yang berusaha saya rangkai di sini. Kini, di sela aktivitas saya sebagai mahasiswa, saya ingin menghadirkan abstraksi dari impuls liar dalam otak saya. Hanya ingin membuktikan bahwa saya ada, menunjukkan bahwa saya masih berpikir. Karena saya ingin menjadi berarti.
Total Tayangan Halaman
Labels
- Poetry (7)
- Short story (2)